Sabtu, 17 September 2011

Lasuang Batu Tergeser Peralatan Modern

[Image: index-2.jpg]



PADANG: Keberadaan lasuang batu (tempat penumbuk padi tradisional dari batu, red) yang menjadi salah satu komponen utama mengisi pola ruang luar Rumah Gadang (rumah adat Minangkabau, red) kini telah tergeser oleh peralatan pengganti menggunakan teknologi.

Dulu secara turun temurun, lasuang batu merupakan salah satu komponen penting yang mengisi pola ruang rumah gadang, namun kini keberadaanya telah tergusur, kata peneliti arsitektur Minang dari Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Bung Hatta, Eko Alvares di Padang, Jumat 31 Maret 2011.

Ia menjelaskan, lasuang batu adalah tempat penumbuk padi, beras, jagung dan kacang terbuat dari batu alam yang memiliki cekungan berukuran 20-35 centimeter pada bagian tengahnya. Alat tradisional ini untuk menumbuk bahan makanan untuk diolah menjadi bahan berbagai masakan atau kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Bahan-bahan makanan itu ditumbuk menggunakan alat tumbuk dari material kayu berbentuk persegi panjang,” tambahnya.

Dalam kehidupan sehari-hari proses menumbuk dengan lasuang batu juga berfungsi sebagai wadah ruang komunal bagi masyarakat wanita tradisional Minangkabau.

Saat ini kondisi lasuang batu banyak tidak berfungsi lagi secara baik dan lebih banyak digenangi air hujan pada cekungannya. Lasuang batu tergeser fungsinya oleh kemajuan teknologi seperti blender dan mixer.

“Tergesernya fungsi lasuang batu adalah salah satu bentuk perubahan pola ruang luar rumah gadang,” tambahnya.

Pola ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam dan dipisahkan dari alam dengan memberi frame, dalam arti kata sebagai lingkungan luar buatan manusia yang merupakan arsitektur tanpa atap.
Pola ruang luar telah banyak berubah termasuk pemasangan antene parabola untuk menangkap siaran televisi, pembangunan rumah baru, warung, kamar mandi dan bangunan lain di sekeliling rumah gadang.

Banyak perubahan pola ruang luar rumah gadang karena kurangnya perhatian dan pengetahuan masyarakat Minang di daerah terhadap pelestarian rumah adat Minangkabau ini.

Menurut dia, rumah gadang juga mulai ditinggalkan sebagai awal dari perubahan pola ruang luar rumah adat tersebut.

Ia mengatakan, salah satu penyebab karena munculnya tren kehidupan baru pada masyarakat Minang di perkampungan, dengan mulai terpengaruh gaya hidup orang kota yang cenderung individual dan menggunakan teknologi modern.

“Tren tersebut memberikan dampak bagi korelasi negatif terhadap rumah gadang dengan rumah baru, dimana rumah gadang yang lebih dulu berdiri kini hanya sebagai hiasan dan saksi bisu berdirinya rumah-rumah baru,” tambahnya.

Korelasi seperti itu akan memberikan dampak bagi kelangsungan rumah gadang, dimana rumah baru justru dibangun pada bagian depan atau di samping rumah gadang, bahkan terkadang ditempatkan persis di samping atau di sebelahnya.

“Penempatan rumah baru yang kurang bersahaja ini tentu sangat mengganggu pola luar rumah gadang,” ujar Eko Alvares.


http://www.minangforum.com/Thread-Lasuang-Batu-Tergeser-Peralatan-Modern

Tidak ada komentar:

Posting Komentar